,

Bank Indonesia Bengkulu Tawarkan Smart Farming atau Pertanian Moderen dan Kerjasama antar Daerah Solusi Mengatasi Fluktuasi Harga

oleh -29 Dilihat
Kegiatan Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu dan Pemerintah Daerah di Grage Hotel Bengkulu Senin 15 Desember 2025

BENGKULU, infosumatera.com-Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu Menawarkan Smart farming atau  Pertanian moderen dan Kerjasama antar daerah   sebagai Solusi   efektif mengatasi fluktuasi harga.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Wahyu Juwana Hidayat mengatakan konsep ini bisa dipergunakan’Untuk mengurangi volatilitas atau perubahan harga yang berlangsung cepat.

“BI melihat kenaikan harga komoditas karena pengaruh cuaca, gangguan pasokan dan disrupsi (perubahan besar-besaran ) dalam distribusi menjadi tantangan dalam menjaga inflasi dan stabilitas perekonomian daerah, ‘’ungkap dia disela acara Evaluasi inflasi 2025 dan prospek inflasi 2026 serta Langkah aksi pengendalian inflasi menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional Natal 2025 dan Tahun baru 2026 di Grage Hotel Bengkulu Senin 15 Desember 2025.

Pada sisi lain Bank Indonesia mencatat angka  inflasi di Bengkulu sejak November sampai menjelang akhir Desember cenderung stabil.

Inflasi November di Bengkulu hanya sebesar 0,04 persen mounth to mounth. Inflasi tersebut lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,17 persen.secara tahunan inflasi di Bengkulu sebesar 2,68 persen.

‘’Angka itu melandai atau turun secara perlahan dibanding Oktober 2025 yang tercatat sebesar 2,85 persen, ‘’tambahnya.

Bila mengikuti atau Tracking inflasi berjalan bulan Desember di Bengkulu dari perkembangan harga terkini PIHPS maka diperoleh hasil bahwa pada minggu ke-2 bulan Desember sebagian besar komoditas bahan pokok mengalami tren kenaikan harga.

Hal tersebut dipengaruhi oleh karena beberapa komoditas pokok baru memasuki musim tanam, ditambah factor cuaca membuat hasil tanam tidak maksimal.

Kelancaran distribusi juga sedikit terhambat karena cuaca kurang baik menyebabkan kenaikan biaya distribusi dan logistik

Bank Indonesia mengungkapkan kenaikan harga komoditas karena pengaruh cuaca, gangguan pasokan dan disrupsi (perubahan besar-besaran ) dalam distribusi menjadi tantangan dalam menjaga inflasi dan stabilitas perekonomian daerah.

Sementara itu, Pj. Sekdaprov Bengkulu Herwan Antoni menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah.

Pengendalian inflasi dan percepatan digitalisasi daerah kata dia tidak dapat berjalan sendiri.

Perlu  sinergi  antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, serta seluruh pemangku kepentingan agar kebijakan yang dihasilkan  berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Berdasarkan hasil rapat, Provinsi Bengkulu menunjukkan kinerja positif dalam menjaga stabilitas ekonomi hingga akhir tahun 2025.

Keberhasilan pengendalian inflasi ini didukung oleh sinergi kebijakan yang kuat, terutama melalui program unggulan TPID dalam mengendalikan volatilitas harga beras.

Melalui program One Stop Solution Inflasi Beras yang dijalankan sejak tahun 2024, TPID Provinsi Bengkulu berhasil menurunkan harga jual beras dari Rp15.700 per kilogram menjadi Rp14.300 per kilogram.

Program ini juga mampu meningkatkan produksi padi hingga 2 persen serta melipatgandakan keuntungan petani.

Selain itu, hingga November 2025, TPID Provinsi Bengkulu telah melaksanakan sebanyak 865 kali Operasi Pasar Murah serta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar dan distributor untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.

Bank Indonesia turut mendukung upaya pengendalian inflasi melalui mobilisasi distribusi pangan lewat program Ado Galo Mobile guna meredam gejolak harga komoditas strategis seperti cabai, bawang, dan minyak goreng.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.