,

Idak Pegaduan, dari Bahasa Bengkulu, Gambaran Sifat Mulia

oleh -22 Dilihat
Iksan Agus Abraham

Oleh : ADV Iksan Agus Abraham, SH

BENGKULU,infosumatera.com-Jika anda orang Bengkulu, atau tinggal di Bengkulu dan setidak-tidaknya pernah di Bengkulu terutama di Kota Bengkulu pasti sudah mendengar ungkapan, “idak pegaduan”.

Idak pegaduan merupakan kata sifat, dan merujuk kepada sifat manusia atau seseorang.

Arti idak pegaduan di dalam Bahasa Indonesia, adalah sifatnya tidak suka bertengkar, suka menghindari atau mengelak pertengkaran, lebih memilih diam, suka mengalah supaya tidak terjadi keributan yang lebih besar. Isitlah sekarang sifat idak pegauan cerdas emosional

Idak pegaduan merupakan sifat yang mulia. Orang yang memiliki sifat ini, biasanya akan disenangi dalam pergaulan.

Orang yang memiliki sifat ini cenderung luwes di dalam pergaulannya. Tidak jarang orang yang memiliki sifat tersebut menjadi sosok pemimpin dalam suatu skup yang kecil.

Pengalaman penulis, selama menetap di Bengkulu sudah lebih dari 51 tahun sering  menjumpai orang-orang  yang memiliki sifat ini.

Orang seperti ini akan selamat dari lisannya yang dapat menyakiti hati orang lain. Orang ini akan mengalah, dan tidak suka mencari keributan.

Penulis berfikir, sifat “idak pegaduan,” mirip dengan ungkapan lebih baik diam meskipun engkau benar.

Ungkapan ini adalah anjuran untuk menjaga lisan dan menghindari perkataan yang tidak baik.

Di dalam  konteks bermasyarakat, terlebih dalam dunia yang sudah serba online seperti ini, sifat idak pegaduan sangat baik sekali diterapkan.

Hal ini dikarenakan  dengan diam adalah cara paling bijak saat tak bisa menjaga lisan,  misalnya ketika dimarahi dan ingin membalas dengan kata-kata kasar.

Diam lebih baik daripada menjelaskan apa yang kita rasa. Karena menyakitkan ketika mereka hanya bisa mendengar tapi tak  bisa mengerti.

Diam lebih baik daripada mengucapkan kata –kata yang hanya mengandung omong kosong. Sifat idak pegaduan terasa relevan jelang kita menghadapi, bulan Ramadan.

Bukankah di dalam puasa, kita tidak saja diminta menahan lapar dan haus saja melainkan menjaga hati dan lisan agar tidak melakukan maupun mengatakan perbuatan yang keji lagi menyakitkan hati seseorang.

Akhirnya ada baiknya kita simak sebuah peribahasa berikut ini. “Berkata peliharalah lidah, berjalan peliharalah kaki,

‘Kalau pedang melukai badan, masih ada harapan sembuh, ‘’kalau lisan melukai hati kemana obat hendak dicari, “

Penulis adalah Advokat di LBH Kepahiang Provinsi Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.