Oleh Iksan Agus Abraham, SH
BENGKULU, infosumatera.com-Pembaca budiman, Saat ini kita berada di Jumat ke-3 bulan Syawal. Secara urutan bulan Syawal adalah bulan ke-10 dalam kalender hijriah. Secara lengkap nama-nama bulan Kalender hijriah adalah, Muharram, safar, Rabiul Awal, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syakban, Ramadan, Syawal, Dzulkaidah dan Zulhijah.
Makna Syawal ialah peningkatan, setelah sebulan berpuasa menjalankan perintah Agama. Pertanyaannya ialah apa yang meningkat?. Tak lain peningkatan dimaksud sudah tentu Iman dan Taqwa kita kepada Allah SWT.
Saat bulan Ramadan kita dilatih untuk menahan hawa nafsu, mengamalkan amalan-amalan sholeh. Hal tersebut harus meningkat disaat bulan Syawal bukan malah sebaliknya justru menurun. Bisa diartikan jika kita berhasil meraih peningkatan saat memasuki atau berada di bulan Syawal artinya kita menjadi mukmin yang kuat. Tidak lemah mental, menjadi lebih bersemangat menjalankan seluruh Perintah Tuhan semampunya serta meninggalkan semua larangan-Nya, dengan sungguh-sungguh menjauhinya
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadist diriwayatkan oleh Imam Muslim nomor hadist 2644, Imam Ahmad nomor hadist II/366,370, Ibnu Majah nomor hadist 79,4168 dan an-Nasa’I dalam Amalul Yaum wal Lailah nomor 626,627 serta lainnya.
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebihl dicintai Allah Azza Wajalla dari pada mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sunggulah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu tetapi katakanlah ini telah ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) syaitan.
Dari hadist di atas terutama di bagian awalnya ternyata Allah SWT lebih menyukai dan mencintai Mukmin yang kuat dibanding Mukmin yang lemah.
Kuat dari apa? tak lain tak bukan kuat dari segalanya. Menahan godaan dunia, menjalankan perintah Allah, menjauhi maksiat dan dosa.
Meningkat dan kuat silaturahminya, meningkat dan kuat ketawadhu’annya, meningkat rasa kasih dan sayangnya kepada sesama, meningkat kepeduliannya kepada penderitaan orang lain.
Meningkat ilmu agamanya, serta meningkat pula manfaatnya untuk manusia lainnya.
Iman dan Taqwa letaknya di hati setiap mukmin bertaqwa, biak lemah imannya maupun kuat imannya. Setiap Mukmin sejati, bisa dipastikan mengalami peningkatan.
Hanya saja peningkatan yang dirasakan setiap insan dalam Iman dan Ketakwaan sudah pasti berbeda-berbeda. Tergantung dari pengalaman ruhani yang dialaminya.
Meski begitu mustahil bagi seseorang yang telah meraih gelar orang beriman dan bertakwa tidak mengalami peningkatan. Sudah tentu peningkatan dimaksud adalah peningkatan amal sholehnya.
Walau harus diakui seorang Mukmin baik yang lemah iman, maupun yang kuat imannya pasti merasakan cobaan dalam menjaga dan merawat iman di dalam dadanya. Oleh sebab itu bersungguh-sungguh dalam menjaga, merawat dan memelihara mutiara (iman) yang sudah terpatri di dalam jiwa.
Selalulah berdoa kepada Allah dengan doa agar terus diberi ketahanan dan kekuatan iman, hati tidak tergelincir setelah Allah memberi petunjuk kepada kita semua.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepda kesesatan, sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha pemberi (karunia). (Surah Ali-Imran ayat 8)
Akhirnya mari kita senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar hidayah dan Bimbingan-Nya selalu menyertai disetiap hidup kita. Aamiin yaa Robbal aalamiin.
Penulis : Pengurus Masjid Al-Hadi RT 023 Kelurahan BP Kota Bengkulu