,

Bangun Trem untuk Pariwisata di Kota Bengkulu, Mungkinkah ?

oleh -35 Dilihat
Y. A. Faizal, M. Ag

BENGKULU, infosumatera.com- Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender islam. Dalam bulan ini menurut Sejarah islam banyak peristiwa besar terjadi.

Satu diantaranya adalah peristiwa tragis  yang dialami oleh Cucu Rasulullah SAW yang Bernama Husien bin Ali. Beliau wafat di Padang Karbala Iraq pada 10 Muharram 680 Masehi.

Tulisan ini tidak dimaksudkan  untuk mengupas lebih jauh bagaimana peristiwa tragis yang di alami cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW tersebut, lantaran kesyahidan Al-Husein bin Ali  meninggalkan duka mendalam bagi seluruh ummat Islam.

Di satu negeri yang jauh dari Karbala yang Bernama Provinsi Bengkulu, terdapat satu upacara yang ditujukan untuk mengenang peristiwa tersebut. Adalah Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) yang melaksanakannya.

Berdasarkan sumber-sumber Sejarah, Tabot atau Tabut setiap tahunnya selalu dilaksanakan di Lapangan Merdeka di Kelurahan Kampung Cina Kota Bengkulu. Pemerintah Provinsi Bengkulu memeriahkan kegiatan Tabut dengan menggelar acara Festival Tabut.

Pemerintah sepakat Festival Tabut menjadi kegiatan budaya yang dapat menyedot antusiasme pariwisata ke Bengkulu. Pembukaan Festival Tabut 2025 Berlangsung sangat Meriah.

Tahun ini Pemerintah memindahkan Lokasi pelaksanaan Tabut di Kawasan Sport Center Pantai Panjang. Beberapa alasan yang mengemuka adalah, Lokasi lama (Lapangan Merdeka) dirasa sempit untuk  menggelar kegiatan sekelas Festival Tabut.

Alasan ini ternyata benar, lantaran saat pembukaan Festival Tabut 2025 ditaksir tidak kurang dari 25 ribu Masyarakat Provinsi Bengkulu tumpah ruah untuk  menyaksikan Festival yang digelar sekali dalam setahun itu.

Pengamat Pembangunan Provinsi Bengkulu Y.A Faizal, M. Ag yang juga guru PPPK di MAN 2 Kota Bengkulu mengapreasi keramaian Festival Tabut. ‘’Luar biasa kalau puluhan ribu Masyarakat hadir, ini sangat baik sekali untuk  majunya pariwasati di Bengkulu, ‘’ujar dia kepada infosumatera.com.

Momen ini, kata Faisal sapaan akrabnya dapat dijadikan kesempatan untuk  membenani, sektor pariwisata di Bengkulu menjadi maju dan berkembang.  Satu diantaranya adalah dengan membangun trem atau kereta api seperti yang di kembangkan di belahan dunia Eropa.

‘’Melalui trem tersebut bisa menghubungkan titik-titik wisata, dari lapangan Tugu Kampung, Pantai Panjang serta Pendopo Merah Putih di Kelurahan Betungan, ‘’ungkap Faisal.

Masyarakat bisa menikmatinya tanpa dikenakan biaya alias gratis, atau jika tetap ingin dikenakan karcis, syaratnya harus berharga murah.  Pemerintah Daerah harus mencari investor yang bukan melulu kepada profit oriented.

‘’Kalau yang profit oriented lebih kepada, sektor-sektor lain misalnya, Perkebunan pertambangan, atau kekayaan alam lain dari Bumi Merah Putih Provinsi Bengkulu.

Wisata Trem adalah kendaraan unik yang telah dikenal oleh peradaban manusia sejak masa-masa kebangkitan revolusi Industri di Inggris sekitar abad ke-17. Hal ini juga bisa membangun kenangan Sejarah bagi Provinsi Bengkulu yang juga sejak dulu telah didiami oleh Masyarakat multi etnik baik Tionghoa, India, Eropa dan Pribumi sendiri.

‘’Maksud saya Kerjasama sejak dulu antar etnik tersebut bisa dilestarikan sampai sekarang untuk  membangun kota, ‘’pungkasnya.

Pemerintah daerah bisa mendatangkan investor-investor dari luar Provinsi atau dari luar Negeri, seperti China, India Eropa atau bahkan mungkin, investor lokal yang memiliki garis keturunan dari Etnis-etnis besar dunia tersebut.

‘’Misalnya etnis keturunan Eropa, Etnis keturunan India, ataupun etnis keturunan Tionghoa, ‘’bebernya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.