Peserta Rihlah mengabadikan kenangan di Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Sumbar
Rihlah Ke Provinsi Sumatera Barat mulai Minggu (28/5) hingga Kamis (1/6) diikuti 45 peserta baik Thulab (Siswa laki-laki) maupun Thalibat (siswa perempuan) ditambah ustadz/ustazah dan keluarga, perwakilan Komite dan Pihak sekolah yang diwakili Wakil kepala Sekolah. Berikut Liputannya.
Iksan Agus Abraham, Kota Bengkulu
Minggu (28/5) 2 unit Bus Mewah yang telah dipaketkan sebelumnya untuk membawa rombongan sekitar pukul 08.00 wib mulai berjalan. Masing-masing Bus memiliki 2 orang supir dan akan bergantian berkendara agar stamina supir tetap prima. Rute berangkat ditempuh Padang Via Lubuk Linggau.Selanjutnya rute pulang menempuh Bengkulu via Mukomuko.
Sepanjang jalan Ibadah Pagi dan sore berupa pembacaan doa Al-Matsurat dibacakan. Gunanya memohon keselamatan dan perlindungan kepada Allah agar perjalanan dapat berlangsung lancar. Tidak ketinggalan praktik langsung salat fardhu yang dijamak dan diqasar diterapkan. ‘’Kita akan Jamak dan qasar untuk salat Fardhu, ‘’Kata Ust. Heri Rohadi yang turut serta mendampingi perjalanan.
Heri Rohadi merupakan Pengawas Pembina di Yayasan Generasi Rabbani. Khusus untuk salat shubuh memang tidak dijamak. Bus akan berhenti di Masjid-masid terdekat saat waktu shubuh telah masuk.Karena doa atau memang Bus yang membawa kami sudah berpengalaman, perjalanan dengan waktu tempuh 24 jam itu saat berangkat perjalanannya lancar tanpa ada kendala.
Pukul 06.30 WIB hari kedua rombongan tiba di Kota Payakumbuh tepatnya di kios oleh-oleh Anduang yang dilengkapi sarana Mandi dan salat yang memadai. Setelah puas beristirahat, dan melakukan sarapan pagi kami menuju ke Kelok Sembilan. Disana Panorama jalan Tol serta pemandangan alam yang luar biasa terlihat jelas. ‘’Subhanallah Maha Suci Allah, ‘’kata Ustad Heri Rohadi yang tak henti mengucapkan kekagumannya.Sosok ayah dua putra ini memang baru pertama kali ini ke Kota Padang.
Setelah puas menikmati Kelok sembilan, rombongan melanjutkan perjalanan ke Lembah Harau yang terlihat semakin ditata. Namanya anak-anak mereka segera mengambil Kamera Handphone melakukan aksi foto-foto dan menjajal wahana permainan disana. Rombongan melaksanakan Ishoma (istirahat, sholat dan makan) di Mushola tak jauh dari Lembah Harau.
Setelah puas di lembah Harau kami bergerak ke Kota Bukit Tinggi disana menikmati indahnya jam Gadang dan menuju Objek wisata Lubang Jepang. ‘’Lubang ini dibuat tentara jepang, ribuan orang terkubur disini, ‘kata Pemandu kami saat anak-anak dan ustaz serta pihak sekolah diajak menyisiri lubang.
Puas masuk ke dalam Lubang, rombongan beristirahat di Hotel Grand Malindo, yang letaknya tak jauh dari Lubang Jepang. Bersamaan dengan rombongan kami, terdapat rombongan wisata dari Malaysia. Mereka mungkin ke Kota Padang, karena ini meninjau tanah leluhur mereka. Memang warga negara Malaysia nenek moyang mereka banyak berasal dari Sumatera Barat. Kami melaksanakan salat Magrib dan isya yang dijamak bersama rombongan itu.
Hari ke tiga wisata Religi dan Budaya di Provinsi Sumatera Barat dilanjutkan ke tempat wisata Puncak Lawang. Sebelum itu peserta rihlah melaksanakan sarapan pagi lebih dulu dihotel. Pukul 10.00 WIB kami sudah tiba dilokasi yang sering dipergunakan atlit-atlit olahraga untuk berlatih terbang layang. Suguhan indah terlihat jelas karena bisa menyaksikan langsung hamparan Danau Maninjau dari atas Puncak.
Setelah itu rombongan berangkat ke Musium Bustanul Arifin yang pernah menjadi Menteri Koperasi dan berasal dari Kota Padang Panjang. ‘’Musium ini kenangan-kenangan almarhum pak Bustanul, karena beliau asalnya dari sini, ‘kata Pemandu wanita yang ada disana.Disini peserta rihlah menikmati makan siang nasi bungkus Padang yang terkenal itu. Kami sengaja tidak salat dulu, karena perjalanan akan menuju Kota Padang dan salat di Masjid Raya Minangkabau. Alhamdulillah pukul 17.00 WIB jamak qasar disana. Sebelum tiba di masjid Raya perjalanan menyinggahi dulu air terjun Lembah Anai sekaligus melihat rute Kereta Api yang sudah ada sejak zaman Belanda. Peserta tidak sempat turun sebab saat hujan turun cukup deras.
Setelah puas beristirahat di Masjid kebanggan urang Minang, rombongan meneruskan perjalanan menuju Pantai air manis di Kota Padang. Disana rombongan diajak melihat Masjid Al-Hakim yang berwarna putih keperakan bergaya Arsitektur Timur Tengah Nan elok. Tapi sayang tidak sempat melaksanakan salat disana karena harus segera menuju Hotel Gran Sari untuk beristirahat. Setelah puas beristirahat dan menikmati sarapan pagi standar Hotel Bintang tiga (3).
Rombongan rihlah pukul 08.00 wib bergerak pulang ke Kota Bengkulu. Rute yang dipilih menyisiri Pelabuhan Teluk Bayur yang bersejarah itu. Selanjutnya menyinggahi wisata alam laut Pulau Mandeh untuk menikmati permainan Banana Boat, berenang dan menyelam dengan menggunakan tiga unit Perahu bermesin tempel sekaligus melaksanakan ishoma. Tidak ketinggalan Masjid Samudra Ilahi Terapung Carorok di Painan disinggahi . Rombongan mengakhir perjalanan dengan shubuh berjamaah di Kota Ketahun dan tiba di tempat penjemputan di sekolah sekitar pukul 10.00 Kamis (1/6) (*)