infosumatera.com-Bulan ramadan sudah di depan mata, memiliki efek ekonomi yang cukup besar.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu Wahyu Yuwana Hidayat memprediksi, ramadan 1446 H berimplikasi tingginya pertumbuhan ekonomi di Bengkulu.
‘’Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi karena pengaruh bulan Ramadan di kisaran 4,4 persen hingga 5,2 persen, ‘’ujar dia saat menjadi narasumber utama dalam agenda Bincang Bareng Media (BBM) di ruang rapat Kantor BI Perwakilan Bengkulu Jumat 7 Februari 2024.
Seperti ramadan-ramadan sebelumnya produktifitas dan Konsumsi masyarakat cenderung meningkat.
Masyarakat setelah berbuka cenderung menyimpan makanan untuk persiapan sahur.
Hanya saja , pola konsumsi yang tinggi dari sisi inflasi memiliki dampak yang tidak baik.
Oleh karenanya Bank Indonesia saat Ramadan nanti akan mengkampenyekan pola belanja bijak, alias berbelanja sesuai kebutuhan saja untuk menghindari kenaikan inflasi.
Kita ajak masyarakat untuk bijak dalam membelajakan kebutuhan ramadan nanti, ‘’tukasnya
Sementara itu diketahui Ramadan tahun ini bertepatan dengan kegiatan belanja Pemerintah triwulan pertama.
Hal itu memicu aktifitas ekonomi mulai meningkat. ‘’Barangkali ada sedikit, pengaruhnya, tapi umumnya belanja Pemerintah akan sangat meningkat saat triwulan kedua nanti, ‘’kata Wahyu Yuwana.
Dari bincang bareng media, terungkap tragedi kemanusian berupa kebakaran yang melanda Las Angeles atau di kawasan Holywood USA tidak memiliki dampak buruk bagi perekonomian di Indonesia.
Meski beberapa pihak memperkirakan Masyarakat yang tinggal di LA atau warga negara Amerika mengalami rugi hingga ribuan triliun rupiah.
Justeru, Pengusaha-pengusaha Indonesia Indonesia bisa mengambil peran,,dengan mengekpor barang-barang yang dibutuhkan saat mereka melakukan recovery.