Oleh : Shalsa Amanda
infosumatera.com-Generasi Z adalah mereka yang lahir antara pertengahan tahun 1990-an dan awal 2000-an, mereka telah menjadi tokoh utama dalam perubahan sosial dan budaya yang terjadi di dunia saat ini.
Salah satu tren yang menarik di kalangan generasi ini adalah memiliki pandangan yang berbeda tentang pernikahan dan pilihan untuk tidak memiliki anak atau ”childfree”.
Ini menunjukkan bahwa nilai dan prioritas yang berbeda dari generasi sebelumnya telah berubah yang menghasilkan berbagai macam perspektif.
Mungkin saja keputusan ini merupakan hasil dari perubahan prioritas dan prinsip yang terjadi dalam kehidupan kontemporer. Hak setiap orang untuk memilih jalan hidup mereka sendiri merupakan sebuah hal penting.
Generasi Z tumbuh di zaman dimana berbagai pilihan hidup dihargai dan diakui. Mereka telah melihat dampak dari pertumbuhan populasi yang cepat, perubahan iklim, dan kesulitan ekonomi yang dihadapi banyak orang.
Oleh karena itu, mereka mungkin membuat keputusan untuk tidak memiliki anak sebagai respons terhadap situasi sosial dan lingkungan yang mereka hadapi.
Generasi Z cenderung berkonsentrasi pada karir dan kemajuan pribadi, memprioritaskan kebebasan, pencapaian pribadi, dan memilih untuk tidak melibatkan anak dalam keputusan hidup mereka.
Mereka menghargai fleksibilitas dan kebebasan yang diberikan dengan tidak memiliki tanggung jawab sebagai orang tua. Mereka berpendapat bahwa memiliki anak dapat menjadi beban tambahan yang membatasi kesempatan untuk mengejar impian dan tujuan pribadi di dunia yang semakin kompetitif dan cepat berubah.
Selain itu, mereka melihat kehadiran anak dapat menghambat perjalanan hidup mereka karena semakin banyak kesempatan untuk menjalani gaya hidup mandiri dan karir yang memuaskan.
Generasi Z dapat mengalokasikan waktu, tenaga, dan sumber daya mereka untuk mencapai kesuksesan profesional dan pribadi dengan memilih untuk tidak memiliki anak.
Selain itu, generasi Z memiliki perspektif yang berbeda tentang peran gender dan tugas menjadi orang tua. Mereka menentang stereotip konvensional yang menganggap pria sebagai pencari nafkah dan perempuan sebagai ibu rumah tangga.
Mereka menginginkan hubungan yang saling mendukung dan setara dengan pasangan mereka di mana tanggung jawab orang tua dibagi secara wajar atau bahkan dihilangkan sama sekali.
Generasi Z ingin menghindari standar sosial yang membatasi dan menciptakan dinamika keluarga yang lebih seimbang dalam masyarakat yang semakin beragam dan inklusif.
Namun, pilihan untuk tidak memiliki anak juga dapat menyebabkan perdebatan dalam masyarakat. Penting untuk diingat bahwa memilih untuk tidak memiliki anak bukanlah keputusan yang mudah atau tanpa konsekuensi.
Keputusan ini dapat menimbulkan tekanan sosial dan harapan dari orang sekitarnya maupun masyarakat umum. Pilihan untuk ”childfree” tersebut menimbulkan dilema dalam masyarakat, beberapa masyarakat yang menganggap bahwa generasi Z yang memilih untuk childfree dikarenakan tidak memahami nilai sebagai orang tua dan nilai keluarga.
Generasi Z mungkin menghadapi kritik yang tidak adil dan pertanyaan tentang pilihan hidup mereka. Akibatnya, penting bagi kita untuk menghormati dan mendukung keputusan mereka tanpa menghakimi atau memaksakan pendapat kita sendiri.
Jadi, fenomena generasi Z yang memilih untuk tidak memiliki anak adalah hasil dari perubahan nilai dan prioritas yang terjadi dalam masyarakat modern. Keputusan ini menunjukkan keinginan untuk menghindari stereotip gender dan ekspektasi sosial serta berkonsentrasi pada karier dan pengembangan diri.
Meskipun ada konsekuensi dan tekanan yang terkait dengan keputusan ini, penting bagi kita untuk menghargai dan mendukung pilihan hidup setiap individu.
Biodata Penulis
Nama : Shalsa Amanda
Alamat : Sine, Ngawi, Jawa Timur
No.Hp : 081252760206