,

Mari Memetik Pelajaran dari Hari Raya Kurban dan Hari Tasrik, dengan Syukur dan Sabar

oleh -25 Dilihat
iIksan Agus Abraham

Oleh Iksan Agus Abraham, SH

Pengurus Masjid Al-Hadi RT 023 Bentiring Permai Kota Bengkulu

,infosumatera.com-Pembaca yang Budiman. Kita semua baru saja melewati Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban, bertepatan tanggal 10 Zulhijah.

Kita juga sudah melalui hari Tasrik atau hari menjemur daging di tanggal 11,12,dan 13 Zulhijah atau bertepatan dengan Senin 9 Juni 2025.

Hari-hari tasrik tersebut kedudukannya sangat Istimewa. Keistimewaannya adalah kita dilarang untuk  melaksanakan puasa selama hari – hari itu.

Ummat Muslim, juga banyak yang mulai menyembelih hewan kurbannya di hari-hari tasrik. Meski tak sedikit juga yang memotong kurban bertepatan dengan 10 Zulhijah atau Jumat 6 Juni 2025.

Sejak Matahari terbit di ufuk Timur pada 10 Zulhijah sampai dengan waktu asar di Hari ke-3 di dalam hari Tasrik, jutaan ummat Muslim diseluruh dunia, Indonesia dan di Bengkulu, tak henti-henti mengumandangkan Takbir, membesarkan dan mengagungkan Asma Allah.

Allahhuakbar, Allahuakbar, Allahhuakbar WalillaIlhamdu. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala Puji hanya milik Allah.

Betapa Mulyanya hari-hari tersebut, disaat kita di sunnahkan untuk makan. Minum dan melantunkan zikir sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT.

Kita memujiNya, mengaggungkan Namanya, menggetarkan langit, memohon ampun atas semua dosa-dosa, mensyukuri semua nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita.

Zikir ialah mengingat Allah, dan sesuai JanjiNya, barang siapa yang ingat kepadaNya, maka Allah SWT akan ingat kepada dia.

Keberuntungan mana lagi yang lebih besar, selain Allah sudi mengingat kita hambanya, yang selalu memohon perlindungan dan keselamatan darinya.

Oleh karena itu dari rangkaian, Idul Adha dan hari-hari tasrik yang telah kita lalui, mari kita memetik hikmah dan makna di dalamnya bahwa pengorbanan atau ibadah kurban yang kita persembahkan untukNya dengan Ikhlas akan Allah ganjar dengan pahala yang sangat besar.

Mari kita jadikan Syukur dan sabar, sebagai sarana menghantarkan kita ke syurgaNya.

Buya Hamka mengumpakan Syukur dan Sabar itu seperti sayap. Sayap sebelah kanan adalah Syukur, sayap sebelah kiri adalah sabar, jika patah salah satunya maka jatuhlah kita.*

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.