Oleh Iksan Agus Abraham, SH
infosumatera.com- Kementerian Agama RI di Jakarta sudah menetapkan 1 Dzulhijah 1445 H, jatuh pada hari Sabtu 8 Juni 2024. Dengan demikian tanggal 10 Dzulhijah 1445 akan digelar serentak pada Senin 17 Juni 2024. Tanggal tersebut disebut juga sebagai Hari raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban.
Muslimin dan Muslimat yang kini tengah berada di Tanah Suci Makkah Al-Mukaramah, akan melaksanakan ibadah Haji dengan melakukan wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah. Mari kita mendoakan agar seluruh Jamaah Haji asal Indonesia diberi kesehatan, kelancaran dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji dan menjadi Haji yang mabrur –mabruro, aamin yaa robbal aalamin.
Sementara itu, bagi Muslimin –Muslimat yang tidak melaksanakan Haji, saat jamaah melaksanakan wukuf kita di sunnahkan untuk berpuasa arafah.
kemudian keesokan harinya melaksanakan hari raya idul Adha, dengan mengerjakan salat sunnah idul Adha dua rakaat secara berjamaah di Masjid maupun di Tanah Lapang. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan hewan kerban, berupa Sapi, kerbau, Kambing ataupun Domba.
Muslimin – Muslimat sangat dianjurkan saat hari raya idul adha untuk memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid di hari raya idul adha. Hal tersebut sebagai bentuk penghormatan dan kegembiraan dalam menyambut hari raya idul adha.
Selain itu memotong hewan kurban saat hari raya idul adha adalah suatu amalan yang sangat dicintai oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya tidak ada amalan yang lebih dicintai oleh Allah pada hari raya Idul adha selain menyembelih hewan kurban di atas satu gundukan tanah (hadist Riwayat Tirmidzi, Kitab Al-Adahi Hadist No. 1509.
Rasulullah SAW juga bersabda : “Barang siapa yang menyembelih hewan kurban dengan ikhlas semata-mata karena mencari keridhaan Allah, maka ia mendapatkan pahala dan balasan sebanding dengan setiap bulu pada hewan kurban tersebut (Hadist Riwayat Ibnu Majah, kitab Al-adahi Hadist No. 3142.
Syariat memotong, hewan kurban pada saat hari raya idul adha, berkaitan dengan kisah perjuangan Nabi Ibrahim AS dan anaknya Ismail AS dalam memperjuangkan agama Allah yang rela mengorbankan sang anak semata-mata meraih kecintaan Allah SWT Tuhan sang Pencipta.
Alkisah, Nabi Ibrahim AS bermimpi, di dalam mimpi itu beliu mendapat perintah dari Allah agar menyembelih anaknya yang bernama Ismail. Mimpi tersebut berlangsung terus menerus hingga tiga malam berturut- turut. Nabi Ibrahim yakin mimpi tersebut berasal dari Allah dan diceritakannya kepada anaknya Ismail untuk meminta pendapatnya.
Kisah Nabi Ibrahim yang berdiskusi tentang mimpinya tersebut diabadikan Allah SWT dengan indah di dalam Al-Quran Surat As-Saffat ayat 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١
yang artinya : Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya (Ibrahim) berkata, ‘’Wahai anakku, Sungguh aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu, pikirkanlah bagaimana pendapatmu
Mendengar Pertanyaan dari bapaknya tersebut, Nabi Ismail dengan tegas menjawab yang artinya : Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, Insya Allah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar (Quran surat as-Saffat ayat 102).
Demikianlah ketulusan, kesabaran dan keikhlasan dua orang Nabi yang merupakan ayah dan anak tersebut dalam menjalankan semua perintah Allah yang mereka terima.
Sampai akhirnya Allah mengutus Malaikat Jibril AS untuk menukar Ismail AS dengan seekor domba yang kemudian hal tersebut menjadi syariat dari ummat Nabi Muhammad SAW seperti ibadah kurban yang dilakukan sekarang ini.
*Penulis adalah Kepala Seksi Advokasi dan Pembelaan Wartawan PWI Provinsi Bengkulu*
