Catatan ringan Oleh : Iksan Agus Abraham, SH
infosumatera.com- Entah mengapa saya sangat menyukai sebuah Pantun berbahasa Bengkulu ini. Bahasanya runut seperti layaknya Pantun orang Melayu.
Seperti ini pantun tersebut :
”Anak Cicak di dalam Bambu,”
Entah bekaki, entahkah idak,”
“Kalau lah teinjak tanah Bengkulu,”
Entahkah balik, entahkah idak.
Saya tak mengetahui persis siapa yang menciptakan pantun yang indah ini. Saya juga tak dapat menebak kapan atau tahun berapa pantun ini tercipta.
Sayapun juga mengalami kesulitan menguraikan penyebab mengapa saya suka dengan pantun ini.
Jika diurai dari kata per kata, pantun tersebut menceritakan pengalaman seseorang yang menyebutkan ada seekor cicak di dalam sebatang bambu.
Tapi iapun ragu, apakah cicak yang berada di dalam bambu tersebut kakinya masih lengkap atau sudah tidak ada lagi.
Lalu kemudian si penutur ingin menceritakan keraguan hati seseorang yang merantau datang ke Provinsi Bengkulu.
Iapun ragu, apabila sudah tiba disana, apakah ia akan dapat pulang ke tanah asalnya atau akan menetap selamanya di Tanah nan penuh harapan tersebut.
Ya, begitulah Bengkulu, sebuah Provinsi yang berada di tepi Barat pantai Sumatera. Provinsi yang resmi berdiri pada 18 November 1968 melalui perjuangan para pejuang di Tanah yang terkenal dengan keramah-tamahanĀ budi bahasa penduduknya.
Wilayah Bengkulu,sejak jaman Koloni Inggris diawal-awal abad ke-17 sudah memikat mata mereka. Berita-berita pelayar Eropa dan pedagang-Pedagang Muslim yang datang ke wilayah Bengkulu sampai juga ke telinga mereka.
Sejak lama Bengkulu dengan kerajaan-kerajaan kecilnya kaya dengan rempah-rempah yang sangat laku di Pasar dunia kala itu. Rempah-rempah tersebut seperti lada, cengkeh , kayu manis, pala. Dari satu sumber disebutkan kala itu harga 1 Kilogram cengkeh dari Bengkulu setara dengan harga 7 gram emas.
Bahkan demi mempertahankan koloninya di tanah Bengkulu, Inggris mati-matian membangun sebuah Benteng yang terletak di Kota Bengkulu dengan nama Benteng Malborough.
Benteng ini merupakan terbesar nomorĀ 2 di dunia setelah Benteng Inggris di Madras India.Salah satu alasan yang mengemuka adalah Inggris ingin memperkuat pertahannnya di wilayah Bengkulu sekaligus wilayah Sumatera secara umum.
.Inggris sampai membangun Malborough yang desain arsitekturnya berbentuk sekor kura-kura raksasa yang sedang mendarat, dengan biaya yang besar sekali.
Kini setelah ratusan masa itu, berlalu, Bengkulu telah menjadi sebuah provinsi yang Maju dan berkembang. Jumlah penduduknya dari SP 2010 sudah dikisaran 2 juta orang.
Pertumbuhan ekonomi pendidikan, agama, sosial masyarakat dan budaya geliat ekonomi, eskspor-impor sudah terjadi dan berkembang pesat.
Ibarat sebuah mobil, yang melaju, si pengemudinya sudah piawai memaikan perpindahan gigi mulai 3 ke 4 dan tidak lagi 1 ke 2. Semoga.