Oleh Iksan Agus Abraham, SH
infosumatera.com -Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu memastikan ketersediaan hewan Kurban di Bengkulu untuk Idul Adha 1445 H/ 2024 mencapai 38.770 ekor, mengutip dari pemberitaan ANTARANews.com edisi selasa 21 Mei 2024 Hewan-hewan kurban itu terdiri dari Sapi, Kerbau, Kambing dan Domba.
Jumlah sebanyak itu sekitar 15.246 ekor merupakan Jenis Sapi dan Kerbau dan telah mencukupi umur dan sehat memenuhi syarat sebagai Hewan Kurban.
Efek ekonomi dari penyediaan Hewan Kurban, seperti Sapi maupun Kerbau sangat besar sekali. Rata-rata Harga 1 ekor sapi yang memenuhi syarat sebagai Hewan Kurban di Bengkulu saat ini sekitar Rp 15,5 Juta Per ekor. Asumsinya adalah harga terendah Sapi Rp 14 Juta dan tertinggi satu ekor sapi Rp 17 Juta.
Anggaplah semua Sapi dan Kerbau semuanya laku terjual sehingga diperoleh omzet atau nilai jual-beli kurang lebih Rp 236. 313.000.000. (Baca, Dua ratus tiga puluh enam miliar tiga ratus tiga belas juta rupiah).
Suatu nilai yang cukup besar, alias sekitar hampir mendekati sepersepuluh dari APBD Provinsi Bengkulu yang besarnya sekitar Rp 3 Triliun.
Peternak, Sapi maupun peternak Kerbau, Kambing dan Domba sudah tentu akan merasakan efek ekonomi yang tinggi, saat hewan peliharaan mereka habis terjual. Misalkan setiap peternak di Bengkulu memiliki satu ekor Sapi, artinya ada sekitar 15. 246 peternak yang saat idul Adha atau Hari Raya Kurban mendapat penghasilan rata-rata Rp 15,5 Juta per orang.
Penghasilan sebesar Rp 15,5 Juta itu jika dibagi per hari dalam satu bulan artinya rata-rata per hari mendapat uang Rp 517 ribu. Hitung-hitung seperti ini, akan membuat kesejahteraan masyarakat tercapai. Oleh karena itu, tidak mengherankan Pemerintah sangat mendorong sektor Peternakan untuk bisa di kembangkan di Provinsi Bengkulu.
Hemat penulis, yang sudah hampir 14 tahun berkecimpung dalam dunia jurnalistik, utamanya di Pos Ekonomi dan Bisnis menemukan fakta Provinsi Bengkulu cocok untuk pengembangan Peternakan seperti Sapi, Kerbau, Kambing dan Domba. Hal tersebut dikarenakan lahan yang cukup tersedia ditambah ketersediaan pakan ternak yang mencukupi secara alami.
Selanjutnya, saat Sapi maupun Kerbau tersebut disembelih, ratusan ribu kantong-kantong daging Sapi, Kerbau, domba maupun Kambing, akan dibagi-bagikan kepada masyarakat. Dapat dibayangkan betapa senangnya masyarakat memperoleh daging kurban, sebab mungkin saja terjadi karena terbatasnya ekonomi sebuah rumah tangga dalam setahun tak mampu membeli daging.
Selain itu kesehatan daging Hewan kurban dan kualitasnya akan lebih baik, lantaran, Sapi, Kerbau, Kambing dan Domba harus memenuhi kelayakan sebagai hewan kurban, alias bukan hewan asal-asalan.
Syariat Pemotongan Hewan Kurban, punya efek ekonomi dan sosial yang tinggi. Perputaran uang dari kegiatan ini sangat besar. Yang Paling menarik Transaksi jual beli antara Peternak dan peserta hewan kurban atau Panitia penyembelihan hewan kurban, biasanya tak berhenti disana saja
Teori ekonomi menyebutkan terdapat multiflier effect, terkait ibadah kurban yang dilakukan Muslimin-Muslimat setiap Hari Raya Idul Adha. Ekonomi bergerak sebab di sana ada transaksi.
Peternak kembali akan memutar modal yang kembali berikut keuntungan untuk penyediaan Hewan Kurban tahun depan, sedangkan bagi pengurban,atau panitia selanjutnya akan menyediakan perlengkapan-perlengkapan pemotongan termasuk saat daging kurban disitribusikan.
Belum lagi sektor lain seperti transportasi, perdagangan, Kesehatan, pertanian, juga terimbas dari kegiatan Ibadah Kurban. Seperti uraian diatas Multiflier effect atau efek rembesannya bakal mengucur menyentuh sektor-sektor lain.
*Penulis adalah Kepala Seksi Advokasi dan Pembelaan Wartawan PWI Provinsi Bengkulu*